Gambaran Umum
Gambaran Umum Angklung Indonesia
Angklung dideskripsikan sebagai instrumen yang terbuat dari bambu, dengan tabung bambu sebagai resonator, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (Suparli, 2009:14). Angklung merupakan salah satu seni pertunjukan yang dijadikan kebanggaan oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Barat (dan Banten), terutama setelah resmi diakui oleh UNESCO sebagai salah satu the Intangible Culture Heritage (warisan budaya tak benda) bangsa Indonesia. Pengakuan dari UNESCO ini lebih mempertegas bahwa Angklung (tradisional dan modern) sudah menjadi identitas budaya bangsa Indonesia yang dianggap penting, karena kehadiran Angklung telah memberikan warna atau ciri/ identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia, yakni sebagai masyarakat agraris tradisional yang juga mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman menuju kehidupan yang semakin “modern”.
Angklung merupakan satu bentuk alat musik yang terkena sentuhan kreatif. Dalam arti, Angklung merupakan satu bentuk alat musik hasil kreativitas individu pembuatnya. Hal ini terbukti dari variasi bentuk alat musik Angklung, yaitu: Angklung standar (Angklung Daeng/Udjo), Angklung Dogdog Lojor, Angklung Baduy, Angklung Buncis Banten Kidul, Angklung Buncis Cigugur, Angklung Gubrag, dan Angklung Badeng.
Bentuk dasar Angklung semuanya sama, yaitu terdiri dari susunan potongan bambu bernada dan rangka (bingkai) tempat meletakkannya. Akan tetapi yang membuat perbedaan di antara Angklung-Angklung tersebut adalah variasi bentuk rangka, hiasannya dan banyaknya tabung (nada) angklung, seperti ada yang hanya terdiri dari dua tabung, seperti Angklung Buncis Banten Kidul dan Angklung Buncis Cigugur; ada yang terdiri dari tiga tabung, seperti salah satu Angklung Daeng/Udjo, Angklung Dogdog Lojor, Angklung Baduy, Angklung Gubrag, dan Angklung Badeng; dan ada pula yang terdiri dari empat tabung seperti Angklung Daeng/Udjo. Perbedaan jumlah tabung ini tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan musikal.
Pada umumnya Angklung buhun (tradisional) seperti halnya Angklung Dogdog Lojor, Angklung Buncis, Angklung Badeng, Angklung Badud, Angklung Gubrag, dan Angklung buhun lainnya ditampilkan dalam bentuk helaran, atau berjalan kaki keliling kampung dalam rangka upacara ritual padi atau syukuran khitanan. Akan tetapi ada juga yang disajikan di tempat tertentu, misalnya di tempat pertunjukan khusus, di dalam ruangan atau di atas panggung.
Gambaran Umum Kesenian di Kampung Adat Cireundeu
Kesenian dan kebudayaan yang ada di kampung adat cireundeu sangat beragam, mulai dari kesenian musik hingga tari. Kesenian ini telah dilestarikan sejak dahulu oleh kampung cireundeu. Kesenian dan kebudayaan nya pun seringkali ditampilkan dalam acara acara tertentu seperti untuk penyambutan wisatawan, upacara adat, dan ritual tertentu oleh masyarakat kampung cireundeu. Masyarakat adat di kampung ini adalah bagian dari Sunda Wiwitan yang tersebar di daerah Cigugur-Kuningan-Cirebon dengan nama Adat Karuhun Urang Sunda Wiwitan (Akur Sunda Wiwitan), Sunda Wiwitan Suku Baduy di Kanekes (Lebak,Banten), Kasepuhan di Ciptagelar (Banten Kidul, Sukabumi), Cisolok-Sukabumi, Kampung Naga-Tasikmalaya.